Sudikah kau letakkan telur di bawah telapak kakiku?

poetes (courtesy of http://www.potomitan.info)
Pada suatu pusaran arus kita pernah dipertemukan.
sesaat pendar perbedaan sifat dan sikap, menjelma sebentuk jernih di antara kerumun keruh.
lalu mengalun setenang daun melayari permukaan kali di dasar lembah.
kini, ia mulai patuh pada takdirnya, mendekati gejolak yang berujung pada muara.
di sana, tak pernah henti gelora nan gelisah.
dimana jernih tak lagi terbedakan. ia telah melebur dengan kesejatiannya. meluap! menggelegar! membahana!
lalu aku bertanya padamu,
bisakah kita menangkap harmoni dalam kegaduhan ini?
aku pun tak siap, tak kan pernah seutuhnya siap,
ku rasa,
yang kita butuhkan hanya segenggam nyali dan kejujuran.
Sudikah Kau Letakkan Telur di bawah Telapak Kakiku?
Pondok Aren, 6 Agustus 2007